Gadis Kecil itu...................

Gadis Kecil itu Sedang Menikmati Makan Siangnya, Saat Peluru Tentara Israel
Menembus Kepalanya .

Kesedihan yang mendalam menaungi satu keluarga Palestina yang
tinggal di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza. Sebuah tragedi akibat
kebrutalan tentara Israel telah menimpa keluarga itu. Kekejaman tentara
Yahudi itu terlihat dari sisa-sisa percikan darah yang masih melekat di
bangku dan meja makan rumah mereka. Yang paling jelas terlihat adalah bekas
tetesan darah dari kepala puteri mereka Rana, yang tewas akibat peluru
tentara Israel yang menembus kepalanya.

Sang ayah, yang juga terkena tembakan di kakinya, memilih mengantarkan
puterinya ke tempat peristirahatannya yang terakhir, ketimbang mengikuti
saran dokter agar tetap di rumah sakit.

"Ini adalah sebuah kejahatan," ujar ayah Rana, yang berusia 50 tahun. Bagi
sang ayah, puterinya Rana yang masih berusia 7 tahun adalah seorang martir,
seperti anak-anak Palestina lainnya yang tewas terbunuh karena kekejaman
tentara Israel.

Makan Siang Terakhir Buat Rana

Masih segar dalam ingatan keluarga itu, tragedi yang terjadi 5 hari yang
lalu, tepatnya hari Jumat, 10 Desember.

"Kamis semua sedang berkumpul di meja makan, menikmati makan siang bersama
saudara-saudara kami yang kebetulan datang berkunjung. Kami mendengar suara
tembakan di luar. Tamu dan anak-anak kami panik, karena mereka tidak biasa
mendengar suara yang bagi kami sudah menjadi hal yang biasa. Kami
menenangkan mereka dan mengatakan bahwa suara tembakan itu adalah hal yang
biasa disini," kisah ibu Rana yang masih terlihat sedih atas kematian
puterinya.

"Suami saya menyelesaikan makan siangnya dan bergegas mencuci tangan.
Tiba-tiba kami mendengar ia berteriak bahwa ia tertembak. Kami berlari
menuju kearahnya untuk melihat apa yang terjadi. Namun saat itu pula kami
mendengar teriakan puteri Heb, yang berusia 8 tahun."

"Ia berteriak, 'Rana! Rana!' Lantas kami melihat Rana tergeletak di tempat
tidur yang terletak dekat meja makan," ibu Rana mulai menangis dan tidak
sanggup lagi melanjutkan ceritanya.

"Meski kaki saya terluka kena tembakan, saya berlari untuk melihat Rana.
Wajah Rana bersimbah darah, saya peluk dia dan langsung membawanya ke rumah
sakit Nasser," lanjut sang ayah.

"Rana tidak bergerak. Darah terus mengalir membasahi wajah dan tubuhnya.
Tapi saya berharap dokter bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkan
nyawanya," sampai di situ ayah Rana terdiam, menyadari bahwa takdir berkata
lain.

Rana adalah siswa kelas dua sekolah dasar untuk pengungsi di kamp pengungsi
Khan Younis di Jalur Gaza. Ribuan warga Palestina mengantar kepergian Rana
ke tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman para pejuang Palestina
yang telah gugur hari Jum'at itu.

Kini, tinggal kenangan tentang Rana yang masih hidup di keluarga itu. Dengan
menahan kesedihan dan sakit di kakinya, ayah Rana masih melihat kaca jendela
rumahnya yang pecah akibat tembakan peluru tentara Israel. Dari sana bisa
terlihat pos penjagaan tentara Israel. "Anda masih bisa melihat bekas peluru
pembunuh itu yang menembus kaca jendela ini saat kami sedang makan siang,"
ujarnya.

"Antisipasi dan rasa ketakutan adalah bagian dari hidup kami. Para tentara
Israel itu menembak siapa saja, laki-laki, perempuan, anak-anak tanpa
pilih-pilih," kata ayah Rana.

Rumah Rana terletak sekitar 600 meter dari pos penjagaan tentara Israel,
dekat pemukiman Naveh Dikalem, sebelah barat Khan Younis. Bagi warga di
pemukiman itu, tembakan tentara Israel ke arah pemukiman sudah menjadi hal
yang rutin.

Bukan sekali ini saja, anak-anak Palestina tewas terbunuh akibat tembakan
penembal jitu tentara Israel, entah itu di ruang kelas atau di pos
penjagaan. Tanggal 13 Oktober kemarin, seorang anak perempuan Palestina
berusia 10 tahun tewas, akibat peluru tentara Israel yang menembus dadanya.
Gadis kecil itu ditembak saat sedang duduk di dalam kelas, di sekolah milik
PBB yang didirikan di kamp pengungsi Gaza.

Seminggu sebelumnya, Imam Al-Hams juga ditembak oleh sekitar 20 tentara
Israel saat ia sedang berjalan menuju sekolahnya.

Data yang dimuat situs Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, sejak
pendudukan Palestina pada bulan September 2000, sekitar 821 anak-anak
Palestina yang berusia 18 tahun kebawah menjadi korban kekejaman tentara
Yahudi itu.

publish by : eramuslim

0 comments: